Sabtu, 24 Mei 2014

Cockatiel Si Parkit Australia Burung Cantik dan Pandai Bersiul

Burung Cockatiel, atau di Indonesia sering disebut dengan nama Burung Falk lebih populer di kalangan masyarakat dengan nama parkit Australia, ada juga yang menyebutnya sebagai Burung Kakaktua Mini karena memang bentuk fisiknya kecil , berparuh bengkok dan berjambul seperti burung kakaktua. Burung cockatiel ini memang bukan plasma nutfah Indonesia alias 'produk impor'. Burung falk atau parkit Australia ini, sesuai sebutannya, memang asli benua Australia. Burung ini populer di manca negara karena Falk ini cerdas seperti kakaktua dan bisa dijinakkan dan dilatih berbagai ketrampilan/trik. Selain itu, burung parkit australia ini pandai menirukan siulan.


Di alam liar habitatnya, burung cockatiel ini mempunyai warna bulu dominan abu-abu gelap, namun di tangan para breeder, kini muncul banyak corak/warna sebagai hasil mutasi dan persilangan. Burung cockatiel ini punya nama latin Nymphicus hollandicus, di Indonesia masih kalah tenar dibandingkan dengan parkit dan banyak yang belum tahu tentang burung ini tetapi di luar negeri burung cockatiel termasuk dalam burung peliharaan favorit karena perangainya yang tenang ( mudah dijinakkan) dan kecerdasannya sehingga burung ini menjadi teman bermain yang mengasyikan.

Perawatan burung inipun sangat mudah. Makanan utama burung cockatiel atau parkit australia ini adalah biji-bijian. Makanan parkit australia ini mudah didapatkan di penjual pakan burung. Bisa berupa juwawut, kenari sheet, biji bunga matahari atau bisa juga diberikan sayuran, buah-buahan, jagung manis dan juga kecambah sebagai variasinya. Para penghobi di Indonesia biasanya memberikan kenari sheet, juwawut atau biji matahari sebagai makanan cockatiel, sebagai menu utamanya dan jagung muda, sawi, taoge atau buah-buahan sebaagai makanan selingan. Cockatiel ini termasuk juga burung yang mudah ditngkarkan, namun di Indonesia masih terbatas penangkar yang membiakkannya. Harga cockatiel atau parkit australi ini di Indonesia masih relatif tinggi. Rata-rata ( bulan mei 2014) harga bakalan berkisar antara Rp.400.000 - Rp. 700.000,- per ekornya. Sedangkan harga indukan, biasanya berkisar antara 1.5 juta - 2.5 juta. Harganya semakin mahal jika corak/warnanya langka. Harga jual burung cockatiel saat ini tergolong stabil dibandingkan dengan harga burung kenari dan lovebird.

Soal corak/warna burung cockatiel ini,  secara garis besar digolongkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
  1. Normal Grey
( picture's source: http://www.cockatiels.org )

2. Lutino

( picture's source: http://www.cockatiels.org )


3. Pearl
( picture's source: http://www.cockatiels.org )

4. Pied
( picture's source: http://www.cockatiels.org )


5. White Face
( picture's source: http://www.cockatiels.org )



6. Cinnamon
( picture's source: http://www.cockatiels.org )

Normal Grey adalah warna aseli burung cockatiel di habitat liar. Sedangkan mutasi warna yang umum adalah 5 jenis selain normal grey seperti gambar-gambar di atas. Selain warna-warna umum tersebut, ada beberapa mutasi warna yang sangat langka dan sukar didapat. Mutasi warna yang langka tersebut ada beberapa jenis yaitu:

1. Fallow
Fallow ini mirip dengan Cinamon. Akan sulkit membedakan jenis fallow dan cinamon kecuali kedua jenis ini dijejerkan. Ada tips jitu untuk mengetahui apakah cockatiel berjenis fallow atau cinnamon, yaitu paruh dan kaki jenis fallow berwarna pink/merah muda. Selain itu iris mata jenis fallow berwarna meraah gelap. Hal ini tidak begitu terlihat karena mata si fallow ini sekilas terlihat seperti berwarna hitam/gelap tetapi jika dipaparkan dengan cahaya( misal kilasan blitz) maka akan nampak bahwa retinanya ( bukan pupil) berwarna merah gelap.

2. Silver
Cockatiel silver dibedakan jadi dua  yaitu resesif silver dan dominan silver. Pada jenis resesif silver berkesan seperti normal grey cockatiel yang pudar dengan warna keperakan ataupun abu-abu terang. Matanya merah, paruh dan kakinya merah muda.  Pada cockatiel resesif silver dewasa, nokhta merah di pipinya berwarna kuning dalam dan terang atau orange sementara pada betinanya warnanya setelah dewasa hampir tidak mengalami perubahan kecuali di bagian ekor.
Cockatiel dominan silver mirip dengan resesif, perbedaan mencoloknya hanya pada warna mata, walaupun samasama bermata merah, dominan silver lebih cenderung gelap.

Selain Fallow dan silver, masih ada dua mutasi langka yaitu Olive ( atau sering juga disebut dengan emerland), yellow face/yellow cheek dan  pastel face.

Senin, 19 Mei 2014

Murai Batu : Harga Sebanding Dengan Suaranya





Murai Batu Medan dalam bahasa latinnya disebut Copsychus malabaricus biasa juga dipanggil dengan nama Kucica hutan, adalah burung ocehan yang sangat diminati. Burung berkicau indah si murai batu ini masuk dalam famili Muscicapidae .  Burung ocehan satu ini, di alam liar tersebar dari wilayah Sumatra, Semenanjung Malaysia, dan sebagian pulau Jawa. Sebenarnya murai batu  medan itu hanya salah kaprah penamaan, akibat pada jaman dahulu pedagang yang menyebarkan bufrung ini selalu berkumpull di medan sebelumm membawa burung ini untuk dijual di pelosok negeri.



 



Ciri-ciri  murai batu jantan:
  • Tubuhnya lebih besar daripada betinanya.
  • Warna bulunya sangat kontras: hitamberkilat pada bagian kepala dan punggung serta memiliki dada yang berwarna coklat kemerah atau merah tua.
  • Ekor  burung jantanpanjang, antara 17 – 26 centimeter
  • Suara kicauan keras dengan banyak variasi.
Ciri-ciri  murai batu betina:
  • Dibandingkan yang jantan,  murai batu betina punya tubuh yg lebih kecil.
  • Warna bulu murai batu betina agak kusam, serta agak keabu-abuan dan tidak setajam murai batu jantan.
  • Panjang ekor murai batu betina lebih pendek dari pada jantan.
  • Suara kicau kecil dan tidak variatif.

Sebagai burung berkicau yang digemari, dan merupakan burung ocehan yang difavoritkan dalam kontes/lomba, keberadaan murai batu di alam liar ini semakin langka akibat perburuan para pedagang burung. Namun dewasa ini banyak orang yang telah berhasil menangkarkan burung murai batu ini, hasil pembiakan oleh para peternnak ini biasanya dijual saat masih bakalan dan harganya berkisar antara Rp. 1.250.000,-   Rp. 3.000.0000,- tergantung kualitasnya, bahkan peranakan juara kontes bias bernilai berkali lipat.