Jumat, 06 Juni 2014

Suara Burung Tledekan Gunung Yang Merdu, Diburu dan Semakin Langka Di Alam Liar

Penampilan burung tledekan ( yang jantan ) ini sangat cantik, dengan bulu berwarna biru tua dan kontras dengan warna coklat kemerahan/orange pada bagian bawah tubuhnya. Sedangkan burung betina tak punya warna biru di bagian atas, warnanya coklat dan agak kusam. Ukuran tubuh burung ledekan tergolong mungil, hanya seukuran ( kurang lebih ) sama dengan ukuran burung gereja, sekitar 15 cm saja,  namun jangan ditanya soal suaranya. Suaranya sangat merdu dan khas, seperti alunan seruling. Makanya burung ini, di beberapa daerah di Jawa sering disebut dengan nama burung "sulingan"  atau para pecinta burung ocehan lebih suka menyingkat namanya menjadi "sulgun" kepanjangan dari sulingan gunung. Burung ini cukup cerdas hingga sangat memungkinkan untuk di masteri dengan burung ocehan yang lain.



Nama tledekan sendiri adalah nama daerah, sedangkan nama resmi burung tedekan atau sulingan gunung ini adalah sikatan cacing. Sikatan cacing yang mempunyai nama ilmiah Cyornis banyumas ini tersebar luas di wilayah Asia Tenggara hingga ke Asia Selatan. Habitat alami burung tledekan / sulingan gunung  alias si "Cyornis banyumas"  ini di dataran rendah hingga  1.300 mdpl. Sikatan cacing ini suka  daerah yang teduh pada tumbuhan bawah di hutan primer dan hutan sekunder pada semua ketinggian.  Sarang burung ini bentuknya seperti cawan kecil yang tidak rapih terbuat dari bahan-bahan berberbahan serat-serat halus ( biasanya burung ini menyukai daun pinus kering sebagai bahan sarang) yang diletakkan pada tanaman epifit dekat permukaan tanah. Sekali masa bersarang umumnya betina menghasilkan 3-4 butir telur berwarna kuning tua bersemu merah jambu, berkilat dan berbintik coklat kemerahan. Burung sikatan gunung ini tidak mempunyai musim kawin, artinya mereka bersarang sepanjang tahun. Namun ada juga yang mengatakan, puncak tertinggi burung ini bersarang adalah bulan Maret hingga Juni.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar