Penampilan burung tledekan ( yang
jantan ) ini sangat cantik, dengan bulu berwarna biru tua dan kontras dengan
warna coklat kemerahan/orange pada bagian bawah tubuhnya. Sedangkan burung
betina tak punya warna biru di bagian atas, warnanya coklat dan agak kusam. Ukuran
tubuh burung ledekan tergolong mungil, hanya seukuran ( kurang lebih ) sama
dengan ukuran burung gereja, sekitar 15 cm saja, namun jangan ditanya soal suaranya. Suaranya
sangat merdu dan khas, seperti alunan seruling. Makanya burung ini, di beberapa
daerah di Jawa sering disebut dengan nama burung "sulingan" atau para pecinta burung ocehan lebih suka menyingkat namanya menjadi "sulgun" kepanjangan dari sulingan gunung. Burung ini cukup
cerdas hingga sangat memungkinkan untuk di masteri dengan burung ocehan yang
lain.
Nama tledekan sendiri adalah nama
daerah, sedangkan nama resmi burung tedekan atau sulingan gunung ini adalah sikatan
cacing. Sikatan cacing yang mempunyai nama ilmiah Cyornis banyumas ini
tersebar luas di wilayah Asia Tenggara hingga ke Asia Selatan. Habitat alami burung tledekan /
sulingan gunung alias si "Cyornis banyumas" ini di
dataran rendah hingga 1.300 mdpl. Sikatan
cacing ini suka daerah yang teduh pada
tumbuhan bawah di hutan primer dan hutan sekunder pada semua ketinggian. Sarang burung ini bentuknya seperti cawan
kecil yang tidak rapih terbuat dari bahan-bahan berberbahan serat-serat halus (
biasanya burung ini menyukai daun pinus kering sebagai bahan sarang) yang
diletakkan pada tanaman epifit dekat permukaan tanah. Sekali masa bersarang
umumnya betina menghasilkan 3-4 butir telur berwarna kuning tua bersemu merah
jambu, berkilat dan berbintik coklat kemerahan. Burung sikatan gunung ini tidak
mempunyai musim kawin, artinya mereka bersarang sepanjang tahun. Namun ada juga
yang mengatakan, puncak tertinggi burung ini bersarang adalah bulan Maret
hingga Juni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar